PMII Unjuk Rasa Dengan Jalan Mundur


Pengunjuk Rasa dari PMII yang berjalan mundur saat memasuki gedung DPRD Soppeng Rabu (21/10)

Tuntut Pelayanan Kesehatan Diperbaiki
SOPPENG,Upeks

Setelah melakukan unjuk rasa beberapa waktu lalu terkait keberadaan Universitas Terbuka(UT), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Soppeng kembali mendatangi gedung DPRD Soppeng. Kali ini, mereka menuntut pelayanan kesehatan di daerah ini diperbaiki.


Dalam orasinya, mereka membeberkan bahwa, telah banyak kasus yang terjadi di daerah tersebut terkait masalah kesehatan, diantaranya lemahnya kinerja Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) setempat dalam mengawasi peredaran makanan instan di pasaran.


Pengunjuk rasa juga menilai bahwa, pemerintah setempat kurang serius dalam penanganan masalah kesehatan. Terbukti, dengan tidak adanya Unit Transfusi Darah dan fungsi Bank Darah juga belum maksimal. Bahkan, pengobatan gratis yang ada mengakibatkan pelayanan kesehatan yang tidak maksimal sehingga, pihak rumah sakit terkesan memberikan pelayanan apa adanya (tidak bersahabat),” tegas Kordinator lapangan (Korlap) Ondienk el Whet dalam orasinya di depan gedung DPRD Soppeng, kemarin.


Para mahasiswa tersebut juga menggelar aksi jalan mundur saat sejumlah aparat keamanan yang mengawal aksi itu meminta agar segera menyampaikan aspirasinya dalam gedung dewan. “Aksi jalan mundur itu sebagai simbol akan kemunduran pelayanan kesehatan kepada masyarakat” tegas Wahyuddin yang juga menjadi orator aksi, kemarin.


Sebanyak 20-an kader PMII Cabang Soppeng tersebut kemudian diterima koordinator tim penerima aspirasi Andi Kuneng SH bersama sejumlah anggota dewan lainnya.


Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Soppeng dr Sofyan Syamsuddin M Kes yang sejak pagi menunggu para pengunjuk rasa di gedung wakil rakyat itu dengan membawa puluhan stafnya mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya belum pernah mendapat laporan terkait adanya korban keracunan“Jadi, hingga kini, tidak ada laporan korban keracunan, baik di puskesmas maupun di rumah sakit. Kalau ada, tolong mahasiswa tunjukkan dimana dan kapan kejadiannya,” ungkapnya di hadapan pengunjuk rasa saat diterima di gedung DPRD Soppeng, kemarin.


Sementara, direktur RSUD AjapangE dr Hj A Musdiawaty Hr Roe menyebutkan, sejak pelayanan kesehatan gratis dicanangkan oleh pemerintah, kunjungan pasien meningkat 3-4 kali lipat. Dari 86 tempat tidur yang dimiliki ,34 diantaranya diperuntukkan untuk pelayanan gratis. “Sesuai data rawat inap sampai tahun 2009 sampai Agustus mencapai 989 orang,165 diantaranya pengguna Jamkesnas,” ungkapnya.


Terkait pengadaan Bank Darah yang juga dipersoalkan, Musdiawaty menyatakan, sejak tahun 1998 sudah ada bank darah di Soppeng. Namun, bank darah hanya menyimpan tidak dibenarkan mengambil darah “Yang belum ada disini adalah unit transfuri darah, namun juga sudah diprogram, gedungnya sudah siap 70% bahkan petugasnya enam orang sudah ikut pelatihan, mudah-mudahan akhir tahun ini sudah bisa digunakan,” katanya. (Agus Setiawan)

Template by : Kendhin x-template.blogspot.com